Jumat, 13 Desember 2013

khutbah jumat : PERILAKU SOSIAL SEBAGAI INDIKATOR UTAMA TAQWA



TAQWA ITU BERGANTUNG PADA PERILAKU SOSIAL
 

Hadirin jama`ah sholat jum`at rohimakumullah
Marilah kita terus bertaqwa kepada alloh subhanahu wata`ala.
Mari kita terus dan terus melaksanakan semua hal yang diperintahkan oleh alloh dan menjauhi segala hal yang dilarang oleh alloh.
Taqwa memegang peranan penting dalam semua aspek kehidupan umat manusia. Karena begitu pentingnya pengaruh dan peranan taqwa ini maka nasehat untuk bertaqwa merupakan satu dari beberapa rukun khutbah jum`at, dan apabila ternyata khotib lupa atau tidak mengingatkan jama`ah sholat jum`at untuk bertaqwa, maka akan berdampak terhadap keabsahan sholat jumat yang ditunaikannya.
Dengan berbekal taqwa, maka seseorang akan terasa nyaman nikmat hidupnya, baik dari segi lahiriyah maupun bathiniyyah. kesejahteraan lahiriyah dan juga batiniyyah akan didapatkan oleh orang yang taqwanya berkualitas.
Dengan berbekal taqwa, maka seseorang akan mendapatkan petunjuk untuk keluar dari semua problematika kehidupan yang dihadapinya, sesuai janji alloh, waman yattaqillaha yaj`al lahu makhroja.
Orang yang taqwanya berkualitas juga dijanjikan oleh alloh, ia akan mendapatkan rejeki yang berkah diluar prediksi akal sehat manusia, rejeki yang berkah ini sesuai dengan janji alloh wayarzuqhu min khaisu la yahtasib.
Oleh karena itu, hadirin jama`ah sholat jum`at rohimakumulloh, marilah perilaku taqwa ini kita implementasikan dalam aktifitas kehidupan kita sehari-hari, baik dalam kehidupan berkeluarga, dalam kehidupan bermasyarakat, bertetangga, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hadirin jama`ah sholat jum`at rohimakumullah
Alloh subhanahu wa ta`ala telah memberikan petunjuk kepada kita semua, mengenai indikator ketaqwaan seseorang. Apakah seseorang itu termasuk orang yang bertaqwa ataukah tidak. APAKAH KETAQWAAN SESEORANG ITU BIASA BIASA SAJA ATAUKAH TAQWANYA BERKUALITAS.
Terdapat banyak sekali rumusan ciri ciri orang yang bertaqwa yang disebutkan di dalam al qur`an.
Diantara ciri-ciri orang yang bertaqwa atau muttaqin di antaranya adalah terekam di dalam al qur`an juz 4 surat ali imron ayat 134
bismillahirrohmanirrohim,  alladzina yunfiquna fis sarro`i wad dorro`i wal kadziminal ghoido wal a`fina anin nas wallohu yuhibbul muhsinin.
Artinya yaitu orang yang berinfaq, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Dan alloh mencintai orang-orang yang berbuat baik.
Berdasarkan ayat tersebut, nampak jelas bahwa ciri perilaku orang yang bertaqwa lebih bernuansa kemanusiaan atau ibadah basyariyah. Orang yang mengaku bertaqwa kepada alloh harus membuktikan ketaqwaannya tersebut dengan perilaku yang mencerminkan solidaritas kepada sesama makhluk alloh, tidak bersikap egois dan hanya mementingkan kepentingan individu dirinya atau kelompoknya semata.
Hadirin jama`ah sholat jum`at rohimakumullah
Kalimat yunfiquna fis sarro`i wad dorro`i di dalam surat ali imron tersebut memberikan inspirasi kepada kita, bahwa dalam keadaan bagaimanapun juga kita harus tetap mempertahankan semangat solidaritas berupa berbagi atas rejeki yang telah dianugerahkan oleh alloh kepada kita.
Dalam keadaan kesusahanpun kita juga harus tetap ikhlas berbagi rejeki sesuai dengan prosentase yang telah digariskan oleh syariat islam. Keadaan susah, keadaan krisis ekonomi, dan keadaan yang serba kesulitan bukan alasan untuk meninggalkan infaq shodaqoh, kalau kita mengaku sebagai orang yang bertaqwa.
Tidak benar kalau rejeki yang kita terima dari alloh itu adalah seratus persen milik kita. Ada minimal dua setengah persen dari rejeki kita itu milik orang-orang yang ada disekitar kita. kalau rejeki yang kita terima dari alloh itu semuanya seratus persen kita nikmati atau kita habiskan untuk keperluan kita, berarti kita telah merampas hak-hak orang lain. itu artinya kita telah berbuat dholim dan mengambil apa yang bukan menjadi hak kita. na`udubillahi min dzalik.
Seumpamanya dalam satu hari ini, kita memperoleh rejeki rp 10.000,- maka yang rp 250,- harus kita bayarkan untuk keperluan sosial kemanusiaan. Seumpamanya dalam satu hari ini kita memperoleh rejeki rp 20.000,- maka yang rp 500 harus kita bayarkan untuk keperluan sosial kemanusiaan. Seumpamanya dalam satu hari ini kita memperoleh rejeki rp 50.000,- maka minimal yang rp 1.250 harus kita bayarkan untuk keperluan sosial kemanusiaan. Dan seterusnya dan seterusnya. Sekecil berapapun rejeki yang telah kita peroleh, harus dikeluarkan infaqnya untuk kepentingan sosial kemanusiaan atau ibadah basyariah.
Apabila rejeki yang telah kita peroleh selama satu bulan telah menunjukkan penghasilan di atas rata-rata untuk memenuhi kebutuhan hidup layak yang primer, maka infak yang dikeluarkan harus melebihi 2,5 persen dari penghasilan kotor kita. Semakin besar penghasilan seseorang maka semakin besar pula nominal kewajiban infaq dan zakatnya. orang yang rajin dan senang berinfaq shodaqoh maka alloh akan membalas atau menggantinya  dengan rejeki yang lebih banyak lagi dan berkah.
Hadirin jama`ah sholat jum`at rohimakumullah
Berdasarkan surat ali imron ayat 134 tersebut, orang yang mengaku sebagai orang yang bertaqwa ia harus mampu mengendalikan emosinya, ia harus mampu menahan nafsu amarahnya. Emosi yang tidak dapat dikendalikan tentu akan merusak dan berdampak negatif terhadap pola tata hubungan dengan sesama umat manusia. nafsu amarah atau emosi yang tidak terkendali juga bisa memutuskan hubungan silaturakhim, dan hal ini akan menyebabkan madlorot yang luar biasa bagi keseimbangan kehidupan sosial masyarakat. Na`udzubillahi min dzalik.
Oleh karena itu marilah kita kendalikan nafsu amarah yang kita miliki, marilah kita berlatih untuk berfikir positif dan bersikap yang tenang ketika menghadapi berbagai problematika kehidupan yang mengitari di kanan kiri kita. Orang yang mampu mengendalikan nafsu amarahnya, dan mampu mengendalikan emosinya maka orang yang seperti inilah termasuk ciri orang yang bertaqwa kepada alloh subhanahu wata`ala.
Hadirin jama`ah sholat jum`at rohimakumullah
Berdasarkan surat ali imron ayat 134 tersebut, kita diperintahkan untuk selalu menjadi orang yang pemaaf atau wal `afina anin nas. Meskipun memaafkan terasa berat di hati karena telah disakiti oleh orang lain, tuntunan syariat islam mengajarkan kepada kita agar kita menjadi orang yang pemaaf. Meskipun orang yang membuat kita tidak nyaman tersebut tidak mau meminta maaf kepada kita, maka kita tetap harus memberikan maaf kepada mereka.
Orang yang mampu memberikan maaf kepada semua orang maka ia akan terbebas dari beban fikiran yang sangat berat. Apabila seseorang tidak bisa memaafkan orang lain, pada hakekatnya ia akan memikul atau memendam rasa marah yang berkepanjangan, dan sifat kemarahan yang berkepanjangan inilah yang akan menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit psikis, dan apabila terus berlangsung dalam kurun waktu yang lama, maka akan berdampak pada keseimbangan mental spiritual pelakunya. Hal ini sangat berbahaya terhadap keseimbangan jasmani dan rukhani orang yang tidak mampu memaafkan orang lain tersebut.
Oleh karena itu, para hadirin jamaah slolat jumat rokhimakumullah, marilah kita menjadi orang yang mampu memaafkan terhadap orang lain, diminta maupun tidak diminta. Orang yang mampu memaafkan terhadap orang lain seperti inilah termasuk orang yang taqwa dan akan mendapatkan kesejahteraan lahir bathin dari alloh subhanahu wa ta`ala.
Hadirin jama`ah sholat jum`at rohimakumullah
Yang terakhir dari ayat 134 surat ali imron tersebut, wallohu yuhibbul muhsinin. Ayat ini mengandung pengertian bahwa allah memerintahkan agar kita selalu berbuat baik dan selalu berfikir positif. Berbuat baik kepada semua orang, baik yang kita kenal atupun yang tidak kenal sebelumnya. Berbuat baik kepada semua orang, apapun suku bangsa agamanya dan strata sosialnya, karena Semua orang tersebut adalah makhluq alloh. Semoga kita mampu untuk menjadi orang yang bertaqwa kepada alloh subhanahu wa ta`ala, minimal bisa memenuhi harapan alloh yang terdapat di dalam surat ali imron ayat 134 tersebut. Amin ya robbal alamin.
A`udubillahi minasy syaitonirrojim
Bismillahirohmanirokhim
Dzalikal kitabu la roibafih hudan lilmuttaqin
Wqqur robbighfir war ham wa anta arhamur rokhimin

================PP
Materi khutbah di sampaikan di masjid at taqwim mangkangkulon semarang, jumat wage 6 desember 2013


 

1 komentar:

  1. In syaa Alloh mencari Ridha Alloh menggapai predikat Muttaqin.

    BalasHapus